Coach of Sport

  • Arifin Menerima pelatihan renang Sepak bola, Squash,Futsall dan olahraga lainnya :) Email : Arifin_chelsea75@yahoo.com saya adalah Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dari Fakultas Ilmu Olahraga Hp : 087882244277 jika anda berminat silahkan hubungi saya :) Saya juga menerima konsultasi untuk memberi semangat :) alamat facebook : Chelsea arifin

Kamis, 31 Mei 2012

Khaulah Binti Tsa ‘labah (Wanita Yang Aduannya Didengar Allah Dari Langit Ketujuh)

Khaulah Binti Tsa ‘labah (Wanita Yang Aduannya Didengar Allah Dari Langit Ketujuh)
 
   Beliau adalah Khaulah binti Tsa`labah bin Ashram bin Fahar bin Tsa`labah Ghanam bin  ‘Auf. Beliau tumbuh sebagai wanita yang fasih dan pandai. Beliau dinikahi oleh Aus bin Shamit bin Qais, saudara dari Ubadah bin Shamit r.a yang beliau menyertai perang Badar dan perang Uhud dan mengikuti seluruh perperangan yang disertai Rasulullah saw. Dengan Aus inilah beliau melahirkan anak laki-laki yang bernama Rabi`.

Khaulah binti Tsa`labah mendapati suaminya Aus bin Shamit dalam masalah yang membuat Aus marah, dia berkata, “Bagiku engkau ini seperti punggung ibuku.” Kemudian Aus keluar setelah mengatakan kalimat tersebut dan duduk bersama orang-orang beberapa lama lalu dia masuk dan menginginkan Khaulah. Akan tetapi kesadaran hati dan kehalusan perasaan Khaulah membuatnya menolak hingga jelas hukum Allah terhadap kejadian yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah Islam.

Khaulah berkata, “Tidak, jangan! Demi yang jiwa Khaulah berada di tangan-Nya, engkau tidak boleh menjamahku karena engkau telah mengatakan sesuatu yang telah engkau ucapkankan terhadapku sehingga Allah dan Rasul-Nya lah yang memutuskan hukum tentang peristiwa yang menimpa kita.”
Kemudian Khaulah keluar menemui Rasulullah saw, lalu dia duduk di hadapan beliau dan menceritakan peristiwa yang menimpa dirinya dengan suaminya. Keperluannya adalah untuk meminta fatwa dan berdialog dengan nabi tentang urusan tersebut.
Rasulullah saw bersabda, “Kami belum pernah mendapatkan perintah berkenaan urusanmu tersebut , aku tidak melihat melainkan engkau sudah haram baginya.”

Wanita mukminah ini mengulangi perkatannya dan menjelaskan kepada Rasulullah saw apa yang menimpa dirinya dan anaknya jika dia harus cerai dengan suaminya, namun rasulullah saw tetap menjawab, “Aku tidak melihat melainkan engkau telah haram baginya”.
Sesudah itu wanita mukminah ini senantiasa mengangkat kedua tangannya ke langit sedangkan di hatinya tersimpan kesedihan dan kesusahan. Pada kedua matanya nampak meneteskan air mata dan semacam ada penyesalan, maka beliau menghadap kepada Yang tiada akan rugi siapapun yang berdoa kepada-Nya.
Beliau berdo ‘a, “Ya Allah sesungguhnya aku mengadu kepada-Mu tentang peristiwa yang menimpa diriku”.

Alangkah bagusnya seorang wanita mukminah semacam Khaulah, beliau berdiri di hadapan Rasulullah saw dan berdialog untuk meminta fatwa, adapun istighatsah dan mengadu tidak ditujukan melainkan untuk Allah Ta`ala. Ini adalah bukti kejernihan iman dan tauhidnya yang telah dipelajari oleh para sahabat kepada Rasulullah saw. Tiada henti-hentinya wanita ini berdo`a sehingga suatu ketika Rasulullah saw pingsan sebagaimana biasanya beliau pingsan tatkala menerima wahyu.
Kemudian setelah Rasulullah saw sadar kembali, beliau bersabda, “Wahai Khaulah, sungguh Allah telah menurunkan al-Qur`an tentang dirimu dan suamimu kemudian beliau membaca firman-Nya (artinya), “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan [halnya] kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat, sampai firman Allah: “dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang pedih.”(Al-Mujadalah:1-4)

Kemudian Rasulullah saw menjelaskan kepada Khaulah tentang kafarat (tebusan) Zhihar:
Nabi : Perintahkan kepadanya (suami Khansa`) untuk memerdekakan seorang budak
Khaulah : Ya Rasulullah dia tidak memiliki seorang budak yang bisa dia merdekakan.
Nabi : Jika demikian perintahkan kepadanya untuk shaum dua bulan berturut-turut
Khaulah : Demi Allah dia adalah laki-laki yang tidak kuat melakukan shaum.
Nabi : Perintahkan kepadanya memberi makan dari kurma sebanyak 60 orang miskin
Khaulah : Demi Allah ya Rasulullah dia tidak memilikinya.
Nabi : Aku bantu dengan separuhnya
Khaulah : Aku bantu separuhnya yang lain wahai Rasulullah.
Nabi : Engkau benar dan baik maka pergilah dan sedekahkanlah kurma itu sebagai kafarat baginya, kemudian bergaulah dengan anak pamanmu itu secara baik.”
Maka Khaulah pun melaksanakannya.

Inilah kisah seorang wanita yang mengajukan gugatan kepada pemimpin anak Adam a.s yang mengandung banyak pelajaran di dalamnya dan banyak hal yang menjadikan seorang wanita yang mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dengan bangga dan perasaan mulia dan besar perhatian Islam terhadapnya.
Ummul mukminin Aisyah ra berkata tentang hal ini, “Segala puji bagi Allah yang Maha luas pendengaran-Nya terhadap semua suara, telah datang seorang wanita yang mengajukan gugatan kepada Rasulullah saw, dia berbincang-bincang dengan Rasulullah saw sementara aku berada di samping rumah dan tidak mendengar apa yang dia katakan, maka kemudian Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya) kepada Allah ,” (Al-Mujadalah: 1)
Inilah wanita mukminah yang dididik oleh Islam yang menghentikan Khalifah Umar bin Khaththab r.a saat berjalan untuk memberikan wejangan dan nasehat kepadanya. Beliau berkata, “Wahai Umar aku telah mengenalmu sejak namamu dahulu masih Umair (Umar kecil) tatkala engkau berada di pasar Ukazh engkau mengembala kambing dengan tongkatmu, kemudian berlalulah hari demi hari sehingga memiliki nama Amirul Mukminin, maka bertakwalah kepada Allah perihal rakyatmu, ketahuilah barangsiapa yang takut akan siksa Allah maka yang jauh akan menjadi dekat dengannya dan barangsiapa yang takut mati maka dia kan takut kehilangan dan barangsiapa yang yakin akan adanya hisab maka dia takut terhadap Adzab Allah.”

Beliau katakan hal itu sementara Umar Amirul Mukminin berdiri sambil menundukkan kepalanya dan mendengar perkataannya. Akan tetapi al-Jarud al-Abdi yang menyertai Umar bin Khaththab tidak tahan mengatakan kepada Khaulah, “Engkau telah berbicara banyak kepada Amirul Mukminin wahai wanita.!”
Umar kemudian menegurnya, “Biarkan dia ,tahukah kamu siapakah dia? Beliau adalah Khaulah yang Allah mendengarkan perkataannya dari langit yang ketujuh, maka Umar lebih berhak untuk mendengarkan perkataannya.”

Dalam riwayat lain Umar bin Khaththab berkata, “Demi Allah seandainya beliau tidak menyudahi nasehatnya kepadaku hingga malam hari maka aku tidak akan menyudahinya sehingga beliau selesaikan apa yang dia kehendaki, kecuali jika telah datang waktu shalat maka aku akan mengerjakan shalat kemudian kembali mendengarkannya sehingga selesai keperluannya.”
***
Mahmud Mahdi al-Istanbuly dan Musthafa Abu an-Nash
(SUMBER: buku Mengenal Shahabiah Nabi SAW., karya Mahmud Mahdi al-Istanbuly dan Musthafa Abu an-Nashar asy-Syalaby, h.242-246, penerbit AT-TIBYAN)

Minggu, 27 Mei 2012

Khaulah Binti Tsa ‘labah (Wanita Yang Aduannya Didengar Allah Dari Langit Ketujuh)

Beliau adalah Khaulah binti Tsa`labah bin Ashram bin Fahar bin Tsa`labah Ghanam bin  ‘Auf. Beliau tumbuh sebagai wanita yang fasih dan pandai. Beliau dinikahi oleh Aus bin Shamit bin Qais, saudara dari Ubadah bin Shamit r.a yang beliau menyertai perang Badar dan perang Uhud dan mengikuti seluruh perperangan yang disertai Rasulullah saw. Dengan Aus inilah beliau melahirkan anak laki-laki yang bernama Rabi`.
Khaulah binti Tsa`labah mendapati suaminya Aus bin Shamit dalam masalah yang membuat Aus marah, dia berkata, “Bagiku engkau ini seperti punggung ibuku.” Kemudian Aus keluar setelah mengatakan kalimat tersebut dan duduk bersama orang-orang beberapa lama lalu dia masuk dan menginginkan Khaulah. Akan tetapi kesadaran hati dan kehalusan perasaan Khaulah membuatnya menolak hingga jelas hukum Allah terhadap kejadian yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah Islam.
Khaulah berkata, “Tidak, jangan! Demi yang jiwa Khaulah berada di tangan-Nya, engkau tidak boleh menjamahku karena engkau telah mengatakan sesuatu yang telah engkau ucapkankan terhadapku sehingga Allah dan Rasul-Nya lah yang memutuskan hukum tentang peristiwa yang menimpa kita.”
Kemudian Khaulah keluar menemui Rasulullah saw, lalu dia duduk di hadapan beliau dan menceritakan peristiwa yang menimpa dirinya dengan suaminya. Keperluannya adalah untuk meminta fatwa dan berdialog dengan nabi tentang urusan tersebut.
Rasulullah saw bersabda, “Kami belum pernah mendapatkan perintah berkenaan urusanmu tersebut , aku tidak melihat melainkan engkau sudah haram baginya.”
Wanita mukminah ini mengulangi perkatannya dan menjelaskan kepada Rasulullah saw apa yang menimpa dirinya dan anaknya jika dia harus cerai dengan suaminya, namun rasulullah saw tetap menjawab, “Aku tidak melihat melainkan engkau telah haram baginya”.
Sesudah itu wanita mukminah ini senantiasa mengangkat kedua tangannya ke langit sedangkan di hatinya tersimpan kesedihan dan kesusahan. Pada kedua matanya nampak meneteskan air mata dan semacam ada penyesalan, maka beliau menghadap kepada Yang tiada akan rugi siapapun yang berdoa kepada-Nya.
Beliau berdo ‘a, “Ya Allah sesungguhnya aku mengadu kepada-Mu tentang peristiwa yang menimpa diriku”.
Alangkah bagusnya seorang wanita mukminah semacam Khaulah, beliau berdiri di hadapan Rasulullah saw dan berdialog untuk meminta fatwa, adapun istighatsah dan mengadu tidak ditujukan melainkan untuk Allah Ta`ala. Ini adalah bukti kejernihan iman dan tauhidnya yang telah dipelajari oleh para sahabat kepada Rasulullah saw. Tiada henti-hentinya wanita ini berdo`a sehingga suatu ketika Rasulullah saw pingsan sebagaimana biasanya beliau pingsan tatkala menerima wahyu.
Kemudian setelah Rasulullah saw sadar kembali, beliau bersabda, “Wahai Khaulah, sungguh Allah telah menurunkan al-Qur`an tentang dirimu dan suamimu kemudian beliau membaca firman-Nya (artinya), “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan [halnya] kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat, sampai firman Allah: “dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang pedih.”(Al-Mujadalah:1-4)
Kemudian Rasulullah saw menjelaskan kepada Khaulah tentang kafarat (tebusan) Zhihar:
Nabi : Perintahkan kepadanya (suami Khansa`) untuk memerdekakan seorang budak
Khaulah : Ya Rasulullah dia tidak memiliki seorang budak yang bisa dia merdekakan.
Nabi : Jika demikian perintahkan kepadanya untuk shaum dua bulan berturut-turut
Khaulah : Demi Allah dia adalah laki-laki yang tidak kuat melakukan shaum.
Nabi : Perintahkan kepadanya memberi makan dari kurma sebanyak 60 orang miskin
Khaulah : Demi Allah ya Rasulullah dia tidak memilikinya.
Nabi : Aku bantu dengan separuhnya
Khaulah : Aku bantu separuhnya yang lain wahai Rasulullah.
Nabi : Engkau benar dan baik maka pergilah dan sedekahkanlah kurma itu sebagai kafarat baginya, kemudian bergaulah dengan anak pamanmu itu secara baik.”
Maka Khaulah pun melaksanakannya.
Inilah kisah seorang wanita yang mengajukan gugatan kepada pemimpin anak Adam a.s yang mengandung banyak pelajaran di dalamnya dan banyak hal yang menjadikan seorang wanita yang mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dengan bangga dan perasaan mulia dan besar perhatian Islam terhadapnya.
Ummul mukminin Aisyah ra berkata tentang hal ini, “Segala puji bagi Allah yang Maha luas pendengaran-Nya terhadap semua suara, telah datang seorang wanita yang mengajukan gugatan kepada Rasulullah saw, dia berbincang-bincang dengan Rasulullah saw sementara aku berada di samping rumah dan tidak mendengar apa yang dia katakan, maka kemudian Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya) kepada Allah ,” (Al-Mujadalah: 1)
Inilah wanita mukminah yang dididik oleh Islam yang menghentikan Khalifah Umar bin Khaththab r.a saat berjalan untuk memberikan wejangan dan nasehat kepadanya. Beliau berkata, “Wahai Umar aku telah mengenalmu sejak namamu dahulu masih Umair (Umar kecil) tatkala engkau berada di pasar Ukazh engkau mengembala kambing dengan tongkatmu, kemudian berlalulah hari demi hari sehingga memiliki nama Amirul Mukminin, maka bertakwalah kepada Allah perihal rakyatmu, ketahuilah barangsiapa yang takut akan siksa Allah maka yang jauh akan menjadi dekat dengannya dan barangsiapa yang takut mati maka dia kan takut kehilangan dan barangsiapa yang yakin akan adanya hisab maka dia takut terhadap Adzab Allah.”
Beliau katakan hal itu sementara Umar Amirul Mukminin berdiri sambil menundukkan kepalanya dan mendengar perkataannya. Akan tetapi al-Jarud al-Abdi yang menyertai Umar bin Khaththab tidak tahan mengatakan kepada Khaulah, “Engkau telah berbicara banyak kepada Amirul Mukminin wahai wanita.!”
Umar kemudian menegurnya, “Biarkan dia ,tahukah kamu siapakah dia? Beliau adalah Khaulah yang Allah mendengarkan perkataannya dari langit yang ketujuh, maka Umar lebih berhak untuk mendengarkan perkataannya.”
Dalam riwayat lain Umar bin Khaththab berkata, “Demi Allah seandainya beliau tidak menyudahi nasehatnya kepadaku hingga malam hari maka aku tidak akan menyudahinya sehingga beliau selesaikan apa yang dia kehendaki, kecuali jika telah datang waktu shalat maka aku akan mengerjakan shalat kemudian kembali mendengarkannya sehingga selesai keperluannya.”
***
Mahmud Mahdi al-Istanbuly dan Musthafa Abu an-Nash
(SUMBER: buku Mengenal Shahabiah Nabi SAW., karya Mahmud Mahdi al-Istanbuly dan Musthafa Abu an-Nashar asy-Syalaby, h.242-246, penerbit AT-TIBYAN)

Sabtu, 19 Mei 2012

KIta sederhana panjang Usia :)

KIta sederhana panjang Usia :)
Panjang usia dan sehat,siapapun pasti menghendaki ini. ada beberapa cara yg sangat mudah asal disiplin untuk mencapainya, apa sajakah itu  
1. Kontrol lingkar pinggang
Penelitian terakhir dari Universitas Birmingham menemukan bahwa adalah lingkar pinggang, bukan berat badan yang menjadi indikator terbaik untuk penyakit diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Para ahli percaya bahwa lemak yang terkumpul di perut lebih berbahaya dibandingkan yang terakumulasi di paha karena lemak di perut dapat merusak sistem insulin tubuh. Bila ini terjadi, risiko diabetes dan penyakit jantung jadi meningkat. Karena itu, usahakan agar lingkar pinggang pria tak lebih dari 94 cm dan wanita tak lebih dari 80 cm.
2. Cari second opinion 
Setiap menerima resep dari dokter, periksalah dengan pihak apotek, obat-obatan apa yang tak boleh dicampur dan apa efek sampingnya. Jika tak yakin, cari second opinion. Peneliti dari University Liverpool, Inggris, menemukan bahwa 10 ribu orang di Inggris meninggal karena reaksi merugikan dari obat- obatan, yang meski tak perlu, tetap diresepkan tetapi dalam dosis yang tidak tepat.
3. Jaga kebersihan dapur
Dapur adalah hot spot atau tempat kuman paling banyak di rumah. Penelitian para ahli di Universitas Arizona, AS, menemukan bahwa spons di dapur adalah tempat tinggal lebih dari 7 miliar bakteri. Tempat favorit lain adalah bak cuci piring, pegangan keran dapur, talenan, dan pegangan kulkas. Karena itu, sering seringlah mengganti lap dapur serta cuci dan masak sayuran dengan benar.
4. Rajin beramal
Penelitian di University of Michigan menemukan bahwa orang yang sering membantu atau mendukung secara emosional orang lain, risiko mati muda berkurang hingga 60 persen. Sebaliknya, orang yang tak pernah menolong, risiko mati meningkat dua kali lebih banyak dibanding orang yang suka beramal.
5. Bersahabat dengan ibu
Kalau lama tak bertemu Ibu, segeralah menelepon. Menurut peneliti di Harvard Medical School, orang yang hubungannya jauh dengan sang ibu, lebih rentan kena penyakit serius di masa tua seperti penyakit darah tinggi dan jantung.
6. Bangun rasa percaya diri
Studi di Universitas Toronto menemukan bahwa orang yang mendapat kepercayaan diri tinggi karena memenangi Piala Oscar hidup 4 tahun lebih lama dibanding aktor dan aktris yang tak pernah menang. Para peneliti percaya bahwa rasa damai dalam diri dan pencapaian prestasi melatih tubuh untuk belajar mengatasi stres dengan baik.
7. Sarapan oat
Oat mengandung fitokimia yang merupakan antioksidan pelawan penyakit jantung dan kanker. Studi di Universitas Tufts, AS, menemukan bahwa fitokimia dalam oat efektif mengurangi jumlah plak dan molekul berlemak yang melapisi dinding pembuluh arteri.
8. Tak perlu berlebihan minum suplemen alami
Memang sumber suplemen itu alami. Namun, jangan sekalipun berasumsi bahwa jika satu tablet berkhasiat, minum lebih dari satu pasti lebih berkhasiat. “Minum vitamin berlebihan itu bukan tak mungkin menyebabkan kerugian untuk tubuh Anda,” kata Rod Brennan, Direktur Sydney’s Nature Care College. Ia merekomendasikan minum vitamin dan suplemen hanya sesuai dosis yang dianjurkan.
Makan pisang sehari sekali baik untuk mengatasi penyakit tekanan darah tinggi. Sebuah studi di AS menemukan bahwa orang yang kekurangan potasium lebih berisiko kena hipentensi, faktor pemicu penyakit jantung dan stroke. Pisang adalah sumber potasium yang baik. Sumber potasium lain kentang, labu, dan alpukat.
10. Makan sup miso
Publikasi dari John Hopkins Medicine mengungkapkan bahwa orang-orang di Pulau Okinawa, Jepang, 75 persen lebih rendah dibanding orang Amerika Serikat untuk kena kanker. Itu karena mereka banyak mengonsumsi makanan bersumber kedelai, khususnya sup miso. Kedelai adalah sumber isoflavon, zat yang ampuh mencegah kanker yang disebabkan oleh berlebihnya hormon estrogen.

 Jaga senyum jaga hati jaga semangatmu kawan ...........

By : Chelsea Arifin

Jumat, 18 Mei 2012

Pentingnya Hidup Sederhana

Pentingnya Hidup Sederhana

Dengan hidup sederhana; tidak berlebihan, kita memiliki anggaran berlebih untuk ibadah, untuk meningkatkan kemampuan kita, dan untuk beramal saleh menolong sesama.
Semoga Allah Yang Mahakaya mengaruniakan kekayaan yang penuh berkah, dan melindungi kita dan tipu daya kekayaan yang menjadi fitnah.

Saudaraku, salah satu penyebab maraknya korupsi di negeri kita adalah kegemaran sebagian orang terhadap kemewahan dan menggejalanya pola hidup konsumtif. Memang, tantangan untuk tampil lebih (konsumtif) sangat terbuka di sekitar kita. Tayangan televisi sering membuat standar hidup melampaui kemampuan yang kita miliki. Iklan-iklan tidak semuanya memberikan keinginan primer, tapi juga yang sekunder dan tertier yang tidak terlalu penting. Tidak dilarang kita memiliki, tapi apakah yang kita miliki ini tergolong kemewahan atau tidak? Itulah yang harus kita pertanyakan.

Lalu apa kerugian hidup bermewah-mewah? Di zaman sekarang kemewahan bisa membawa bencana. Minimal dicurigai orang lain. Siksaan pertama dari kemewahan adalah ingin pamer, ingin diketahui orang lain. Siksaan kedua dari kemewahan adalah takut ada saingan. Pemuja kemewahan akan mudah dengkinya kepada yang punya lebih. Penyakit ketiga cemas, takut rusak, takut dicuri. Makin mahal barang yang dimiliki, kita akan semakin takut kehilangan.

Pentingnya hidup sederhana
Tampaknya, pola hidup sederhana harus dibudayakan kembali di masyarakat. Tak terkecuali di keluarga kita. Kalau orangtua memberikan contoh pada anak-anaknya tentang kesederhanaan, maka anak akan terjaga dari merasa diri lebih dari orang lain, tidak senang dengan kemewahan, dan mampu mengendalikan diri dari hidup bermewah-mewah.
Saudaraku, sederhana adalah suatu keindahan. Mengapa? Karena seseorang yang sederhana akan mudah melepaskan diri dari kesombongan dan lebih mudah meraba penderitaan orang lain. Jadi bagi orang yang merasa penampilannya kurang indah, perindahlah dengan kesederhanaan. Sederhana adalah buah dari kekuatan mengendalikan keinginan.
Dalam Islam, kaya itu bukan hal yang hina, bahkan dianjurkan. Perintah zakat bisa dipenuhi kalau kita punya harta, demikian pula perintah haji. Yang dilarang itu adalah berlebih-lebihan. Dalam QS At-Takaatsur, Allah SWT dengan tegas mencela orang yang berlebih-lebihan. Memang kita harus kaya tapi tidak harus bermegah-megah. Beli apa saja asal perlu, bukan karena ingin. Keinginan itu biasanya tidak ada ujungnya. Beli semua yang kita mampu beli, asal manfaat. Kita harus punya, tapi bukan untuk pamer dan bermegah-megah, tapi untuk manfaat. Kita tidak dilarang punya barang apa saja, sepanjang barang yang dimiliki halal dan diperoleh dengan cara halal. Saya tidak mengajak untuk miskin, tapi mengajak agar kita berhati-hati dengan keinginan hidup mewah.
Satu hal yang penting, ternyata di negara manapun orang yang bersahaja itu lebih disegani, lebih dihormati daripada orang yang bergelimang kemewahan. Apalagi mewahnya tidak jelas asal-usulnya.

Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat sederhana, walaupun harta beliau sangat banyak. Rumahnya Rasul sangat sederhana, tidak ada singgasana, tidak ada mahkota. Lalu, untuk apa Rasulullah SAW memiliki harta? Beliau menggunakan harta tersebut untuk menyebarkan risalah Islam, berdakwah, membantu fakir miskin, dan memberdayakan orang-orang yang lemah.
Dari apa yang dicontohkan Rasulullah SAW, kita harus kaya dan harus mendistribusikan kekayaan tersebut pada sebanyak-banyak orang, minimal untuk orang terdekat. Maka, bila kita memiliki uang dan kebutuhan keluarga telah terpenuhi, bersihkan dari hak orang lain dengan berzakat. Kalau masih ada lebih, maka siapkan untuk orangtua, mertua, sanak saudara yang lain, dst. Kakak-adik, keponakan, juga harus kita pikirkan. Kekayaan kita harus dapat dinikmati banyak orang.
Semoga dengan hidup sederhana; tidak berlebihan, kita memiliki anggaran berlebih untuk ibadah, untuk meningkatkan kemampuan kita, dan untuk beramal saleh menolong sesama. Amin.
***
Dari Sahabat


Jaga senyum,semangat dan hatimu selalu :)

BY : Chelsea arifin

Rabu, 16 Mei 2012

“Saya ingin diampuni Allah

“Saya ingin diampuni Allah,” kata Abu Bakar menyambut turunnya ayat: “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi kepada kaum kerabat, orang-orang miskin dan para Muhajirin pada jalan Allah dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tak ingin Allah mengampuni kamu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 24: 22)

Ayat di atas, menjadi teguran untuk Abu Bakar. Ia memang pernah bersumpah untuk tak memberikan bantuan kepada Misthah yang selama ini kerap ditolongnya. Sebenarnya, Misthah masih termasuk keluarga Abu Bakar, yaitu putra saudara perempuan ayahnya. Namun demikian, Abu Bakar sangat marah kepadanya, karena Misthah ikut menyebarkan kabar bohong menyangkut ‘Aisyah, putrinya dan sekaligus istri Nabi Saw. Kabar yang disebarkan Misthah itu bisa menghancurkan nama baik keluarga Abu Bakar.
Mendengar kabar itu, Nabi Saw pun gundah dan bimbang. Beliau mencari-cari informasi tentang kabar tersebut. Kegundahan Nabi reda setelah turun beberapa ayat dalam Surah an-Nur (24) yang menjelaskan kebohongan berita itu. Setelah jelas status kabar itu, orang-orang mencari sumber beritanya. Tersebutlah Misthah menjadi salah satu penyebarnya. Karena itu Abu Bakar marah dan keluarlah sumpah itu.

Dalam ayat di atas, Allah menegur Abu Bakar dan semua orang yang mempunyai kelebihan agar memberi bantuan kepada orang-orang yang miskin, kaum Muhajirin (orang yang pindah dari Mekah menuju ke Madinah atau tempat yang lain) dan kepada siapa saja memerlukan uluran tangan. Janganlah mereka bersumpah untuk tidak memberi bantuan karena orang yang bersangkutan pernah melakukan kesalahan atau karena ketersinggungan pribadi. Hendaknya, orang yang berkelebihan itu berhati besar dan sebaiknya mereka memaafkan dan berlapang dada.
Mendengar ayat tersebut, Abu Bakar memaafkan Misthah, ia membatalkan sumpahnya, dan melanjutkan bantuannya kepada Misthah, sebagaimana sediakala. (imam) ( gst / vta )

Senin, 14 Mei 2012

Jangan Menuai Saat Menyemai

Jangan Menuai Saat Menyemai
 
“…….Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus diatas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penananam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang -orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS Al-Fath (48):29)

Begitu banyak perumpamaan yang Allah buat dalam Al-Qur’an, Allah membuat perumpamaan berbagai binatang mulai dari nyamuk, lebah, laba-laba dan juga berbagai macam tumbuhan. Dengan perumpaan itulah, kita dituntut untuk menggunakan akal pikiran kita memikirkan pelajaran yang ada di dalam perumpamaan itu. Tidak semata-mata Allah menurunkan perumpamaan itu kecuali banyak pelajaran yang bisa kita ambil, firman-Nya : “…….dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir (QS Al-Hasyr (59) :21)

Dari sekian banyak perumpamaan yang Allah turunkan dalam Al-Qur’an, betapa seringnya Allah mengambil perumpamaan sebuah pohon. Dari perumpamaan inilah kita bisa mendapatkan begitu banyak pelajaran yang mendasar (fundamental) dalam menjalankan kehidupan. Paling tidak, ada tiga perumpamaan dari pepohonan yang memberikan pelajaran penting yakni :

1. Pohon diumpamakan sebagai kerangka sistem hidup
” Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat (QS Ibrahim (14) 24-25)

Salah satu tafsir dari kalimat yang baik menurut para mufassirin adalah kalimat ” Laa ilaaha illallah”. Inilah inti kerangka sistem hidup manusia yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul sejak Nabi Adam AS sampai Rasululhah Muhammad SAW. Dari ayat tersebut, kita bisa memahami beberapa ciri dari kerangka hidup yang sempurna.

Pertama, kerangka sistem hidup harus memiliki akar yang kuat yaitu pondasi tempat bertumpu seluruh sistem kehidupan. Seberat apapun beban yang harus ditanggung diatasnya, tidak akan meruntuhkannya. Semakin besar sistem itu maka semakin dalam pondasinya sebagaimana sebuah pohon, semakain besar batangnya, semakin kuat akarnya. Inilah pondasi aqidah dan keimanan yang harus tertanam kuat didalam hati seorang muslim

Kedua, kerangka sistem hidup mansia harus memiliki pohon yang kokoh dengan batang-batangnya yang banyak dan daun yang subur. Artinya, sistem kehidupan yang sempurna mencakup seluruh aspek kehidupan dengan lengkap. Sejalan dengan pertumbuhannya, maka setiap ada celah yang muncul, maka akan tumbuh tunas baru untuk menutupnya. Inilah syariat Islam yang terus berkembang pada cabang-cabang dan tunasnya dengan terbukanya jalan ijtihad, tetapi tetap tegak diatas batang pohonnya yang kuat. Semakin lengkap sistem kehidupan ini semakin rindang dan teduh bagi siapa saja yang ada dibawahnya.

Ketiga, kerangka sistem hidup manusia harus menghasilkan buah yang bisa dipetik setiap musim. Tentu saja, pohon yang menghasilkan buah adalah pohon yang telah matang dan dewasa. Buah ini pun bisa dipetik oleh siapa saja. Artinya, sistem kehidupan yang sempurna pasti memberikan manfaat bagi siapa saja yang menerapkannya dengan benar. Inilah Akhlaq Islami yang menjadi rahmatan lil’alamin.

2. Pohon diumpamakan sebagai sosok mukmin
“…….Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus diatas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penananam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang -orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS Al-Fath (48):29)

Ayat ini berbicara tentang para pengikut Muhammad Rasulullah SAW. Hal ini menunjukkan bahwa seorang mukmin hendaklah mengikuti proses tarbiyah robbaniyah dalam menjalankan kehidupannya agar sesuai dengan kerangka sistem kehidupan ilahiyah. Ada dua makna yang tersirat dari proses ini, yang pertama adalah proses tarbiyah al-aulad (pendidikan anak) yang menjadi tanggung jawab orang tua (penanam-penanamnya) untuk menyiapkan anak-anak yang tumbuh subur diatas pondasi aqidah yang kuat dengan menjalankan syariat Islam yang lengkap sehingga menumbuhkan akhlak al-karimah. Yang kedua adalah proses tarbiyah robbaniyah tidak mungkin dilakukan secara instan, tetapi tetap harus mengikuti tahapan-tahapan, mulai dari hal-hal pokok hingga hal-hal yang berkembang. Sosok mukmin yang baik adalah mereka yang mengikuti proses tarbiyah robaniyah dalam kerangka sistem ilahiyah

3. Pohon diumpamakan sebagai hasil
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah (2) : 261)

Tidaklah sebutir benih itu didapatkan kecuali dari pohon yang baik, yang sudah matang dan dewasa serta berbuah. Artinya, perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh sosok mukmin yang tarbiyah robbaniyah diatas kerangka sistem ilahiyah, niscaya akan menghasilkan amal-amal yang mampu menumbuhkan manfaat yang banyak yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Hal ini menujukkan bahwa seorang mukmin adalah manusia produktif, kreatif dan inovatif. Sehingga amal-amalnya tidak hanya untuk dinikmati olehnya sendiri, tetapi bisa dirasakan oleh generasi-generasi seterusnya

Satu hal yang niscaya kita temukan pada setiap pohon yang berbuah adalah tidak ada satu pun pohon yang memakan buahnya sendiri ! Seluruhnya dipersembahkan kepada selain dirinya. Sangat berbeda dengan hewan, yang masih kita temukan hewan buas yang membunuh dan memkan anaknya. Dan yang lebih jauh lagi, tidak sedikit manusia yang memakan anaknya bahkan ada manusia yang membunuh orang tuanya sendiri. Pantaslah kalau Allah SWT membuat begitu banyak perumpamaan dari pohon itu agar kita bercermin kepadanya. Atau, renungkanlah pepatah seorang ulama yang mengatakan ” jadilah dirimu bagaikan pohon yang berbuah, dilempar dengan batu tetapi dibalas dengan buah”.

Jangan Jadi Pohon Bonsai
Coba kita perhatikan pohon bonsai. Pada dasarnya benihnya adalah benih yang baik, tetapi akarnya dibatasi ruang tumbuhnya, dan batang serta tunasnya dikebiri dan di potong sebelum tumbuh besar. Apakah pohon bonsai itu akan berbuah ? Kalaupun berbuah niscaya buahnya hanya cukup satu kali petik saja. Terkadang mata kita indah melihatnya, tetapi dia tidak bisa memberikan buah dan yang pasti tidak bisa memberikan benihnya agar bisa berkembang biak. Dia hanya menjadi pajangan dan hiasan belaka. Tidak lebih
Mungkin kalau kita bandingkan pohon bonsai dengan kondisi Islam saat ini khususnya dinegeri ini, kita akan menemukan begitu banyak kemiripan. Aqidahnya terbelenggu sehingga tidak menjadi pijakan yang kokoh. Penerapan syariahnya dipersempit hanya pada hal-hal yang bersifat ritual sehingga tidak bisa tumbuh berkembang. Pada akhirnya umat tidak bisa menunjukkan akhlak yang terpuji sehingga jauh dari rahmatan lil alamin. Yang lebih menyedihkan lagi adalah sulitnya menemukan benih-benih umat yang bisa menjadi generasi yang mampu menunjukkan jati dirinya yang sejati sebagai sosok mukmin yang tangguh.

Jadilah Sosok Penanam

Untuk menjadi kebangkitan umat, khususnya di negeri ini kita perlu sosok-sosok penanam yang sebenarnya. Bukan penanam bonsai yang hanya menjadikan pohonnya sebagai hiasan belaka. Kita perlu sosok yang siap menyemai benih-benih unggul dan menyiapkan buahnya untuk generasi masa depan. Bukan sosok yang menyemai pagi hari dan menuai hasilnya di sore hari. Kita perlu banyak sosok yang mau berinvestasi tanpa menunggu-nunggu kapan dia akan kembali modal. Kita perlu sosok yang siap meretas jalan terjal dan menyiapkan jalan lapang bagi generasi yang akan datang.

Betapa kita melihat begitu banyak fenomena yang bertolak belakang dengan langkah-langkah tarbiyah robbaniyah pada ayat-ayat di atas. Pemimpin-pemimpin kita begitu rajin menebar benih pada pemilu dan pilkada, kemudian menguras kekakyaan rakyat selama dia menjabat. Ini adalah pemimpin bonsai. Betapa banyak pejabat yang melesat jabatannya begitu cepat karena selembar ijazah master dan doktornya, tetapi tidak diiringi oleh keahlian dan kemampuan master dan doktornya, ini adalah pejabat bonsai. Betapa banyak konglomerat yang memiliki ribuan perusahaan dengan menggunakan uang rakyat karena mengemplang dana bank, kemudian berdalih tidak mampu mengembalikan, dia adalah konglomerat bonsai. Dan tidak kalah mirisnya adalah betapa banyak rakyat kita yang pasrah dalam kemiskinan karena menunggu bagian dari dana sosial tanpa memikirkan bagaimana kehidupan anak cucunya di massa yang akan datang, mereka adalah rakyat bonsai

Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian. Berjuanglah sebagai pendahulu, agar lapang jalan generasi masa depan. Hari ini adalah musim tanam, belum tiba masanya musim panen.
Wallahu a’lam
***

Jaga senyum,semangat dan hatimu selalu :)

By : CHelsea Arifin

Jumat, 11 Mei 2012

Beberapa Cara Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

Beberapa Cara Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT:

1. Sholat wajib tepat waktu, selalu berdoa dan berdzikir kepada Allah Dengan sholat, berdo’a dan dzikir kepada Allah, Inya Allah hati menjadi tenang, damai dan makin dekat dengan-Nya

2. Sholat tahajud. Dengan sholat tahajud Insya Allah cenderung mendapatkan perasaan tenang. Hal ini dimungkinkan karena di tengah kesunyian malam didapatkan kondisi keheningan dan ketenangan suasana,yang tentu saja semua itu hanya dapat terjadi atas izin-Nya. Pada malam hari, diri ini tidak lagi disibukkan dengan urusan pekerjaan ataupun urusan-urusan duniawi lainnya sehingga dapat lebih khusyu saat menghadap kepada-Nya.

3. Mengingat kematian yang dapat datang setiap saat. Kematian sebenarnya sangat dekat, lebih dekat dari urat leher kita. Dan dapat secepat kilat menjemput.

4. Membayangkan tidur di dalam kubur. Membayangkan tidur dalam kuburan yang sempit , gelap dan sunyi saat kita mati nanti. Semoga amal ibadah kita selama di dunia ini dapat menemani kita di alam kubur nanti.

5. Membayangkan kedahsyatan siksa neraka. Azab Allah sangat pedih bagi yang tidak menjauhi larangan-Nya dan tidak mengikuti perintah-Nya. Ya Allah jauhkanlah kami dari siksa neraka-Mu, karena kami sangat takut akan siksa neraka-Mu.Ya Allah bimbinglah kami agar dapat memanfaatkan sisa hidup kami untuk selalu dijalan-Mu.……

6. Membayangkan surga-Nya. Kesenangan duniawi hanya bersifat sementara, sangat singkat dibanding dengan kenikmatan di akhirat yang tidak dibatasi waktu.Semoga kita dapat selalu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan Insya Allah diizinkan untuk meraih Surga-Nya. Amin…..

7a. Mengikuti tausyiah atau mengikuti pengajian secara rutin seminggu satu kali (minimal), dua kali atau lebih. Insya Allah… dengan mendengar tausyiah atau mengikuti pengajian, akan meningkatkan keimanan karena selalu diingatkan kembali utk selalu dekat kpd Allah SWT. Perlu dicatat, dikarenakan iman bisa turun atau naik, maka harus dijaga agar iman tetap stabil pada keadaan tinggi/ kuat dengan mengikuti tausyiah, pengajian dsb.

7b. Bergaul dengan orang-orang sholeh.
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa tingkat keimanan kita bisa turun atau naik, untuk itu perlu dijaga agar tingkat keimanan kita tetap tinggi. Berada pada lingkungan kondusif dimana orang-orangnya dekat dengan Allah SWT, Insya Allah juga akan membawa kita untuk makin dekat kepada-Nya.

8. Membaca Al Qur’an dan maknanya (arti dari setiap ayat yang dibaca). Insya Allah dengan membaca Al Qur’an dan maknanya, akan menjadikan kita makin dekat dengan-Nya.

9. Menambah pengetahuan keislaman dengan berbagai cara, antara lain dengan : membaca buku, membaca di internet (tentang pengetahuan Islam, artikel Islam, tausyiah dsb), melihat video Islami yang dapat meningkatkan keimanan kita.

10. Merasakan kebesaran Allah SWT, atas semua ciptaan-Nya seperti Alam Semesta (jagad raya yang tidak berbatas) beserta semua isinya.

11. Merenung atas semua kejadian alam yang terjadi di sekeliling kita (tsunami, gunung meletus, gempa dsb). Dimana semua itu mungkin berupa ujian keimanan, peringatan, atau teguran bagi kita agar kita selalu ingat kepada-Nya/ mengikuti perintah-Nya. Bukan makin tersesat ke perbuatan maksiat atau perbuatan lain yang dilarang oleh-Nya. Ya Allah kami mohon bimbingan-Mu agar kami dapat selalu introspeksi atas semua kesalahan yang kami perbuat, meninggalkan larangan-Mu dan kembali ke jalan-Mu ya Allah.

12. Mensyukuri begitu besar nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Jangan selalu melihat ke atas, lihatlah orang lain yang lebih susah.

     Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh-Nya. Saat ini kita masih bisa bernafas, masih bisa makan, bisa minum, masih mempunyai keluarga, masih mempunyai apa yang kita miliki saat ini,masih mempunyai panca indera mata, hidung, telinga dan…masih bisa bernafas (masih diberi kesempatan hidup). Masih pantaskah kita tidak bersyukur dan tidak berterimakasih pada-Nya.

Jaga senyum,semangat dan hatimu selalu :-)

By : Chelsea Arifin

Kamis, 10 Mei 2012

Kesalahan dan Kebaikan

Kesalahan dan Kebaikan
 
     “Ingatlah olehmu dua perkara, yaitu kesalahanmu kepada orang lain dan kebaikan orang lain kepadamu. Lupakan dua perkara, yaitu kebaikanmu pada orang lain dan kesalahan orang lain kepadamu.”

      Nasihat ahli hikmah ini, perlu kita jadikan bahan renungan dan introspeksi dalam upaya mencapai pribadi yang ber-akhlakul karimah. Nilai seseorang bukanlah berada pada penampilan dirinya, bukan pula dari jabatan dan harta benda yang telah dikumpulkan. Seseorang dinilai bukan dari kursi yang diduduki, bukan pula berapa pangkat yang disandang dan tanda jasa yang melekat pada dadanya, serta bukan karena garis keturunannya. Seorang itu dinilai dari budi pekerti luhur yang menghiasi perilakunya.

     Dikatakan dalam pepatah Arab, “Kemuliaan seseorang itu dengan budi pekerti yang baik, bukan karena keturunan.” Mengapa kita harus mengingat kesalahan yang telah dikerjakan pada orang lain? Dengan mengingatnya, akan menimbulkan perasaan menyesal dalam diri kita, perasaan yang mendorong untuk bertobat kepada Allah, kemudian berusaha memperbaikinya dengan meminta maaf dan tidak akan mengulanginya.

     Mengingat kebaikan orang lain terhadap kita akan mendorong kita selalu berbuat baik kepada orang lain. Kehidupan tidak akan terbina dengan baik tanpa kebaikan orang lain, yang pada hakikatnya kebaikan itu untuk dirinya sendiri. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang sampai dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari-Muslim).

     Melupakan kebaikan yang telah diperbuat pada orang lain akan mendorong kita menjadi pribadi yang mukhlis. Setiap kebaikan, hanya diniatkan lillah ta’la, seikhlas-ikhlasnya. Sebagai Muslim, sudah semestinya menjaga agar hati selalu suci dari kemunafikan, perbuatan harus selalu suci dari riya’, lidah harus selalu suci dari kebohongan. Sedangkan dengan melupakan kesalahan orang lain, akan mendorong kita menjadi pribadi pemaaf. Kita akan gampang memaafkan, sebesar apa pun kesalahan orang.
***

Jaga senyum,semangat dan hatimu selalu :)

By : Chelsea Arifin

Minggu, 06 Mei 2012

Berfikir yu ?

Gambar Keren (Tipuan Mata)

1. Apakah ini adalah gambar kapal laut atau pilar?
 refleksi-mata-1
2. Apakah mereka adalah penonton atau gedung?
 refleksi-mata-2
3. Berapa banyak kuda yang bisa anda temukan? Jika mata anda cukup tajam, anda seharusnya menemukan 7.
 refleksi-mata-3
4. Berapa banyak orang dalam gambar ini?
 refleksi-mata-4
5. Cincin yang mustahil
 refleksi-mata-5
6. Karpet hidup
 refleksi-mata-6
7. Air terjun atau manusia terjun?
 refleksi-mata-7
8. Ada lima ekor rusa yang bersembunyi di hutan… Bisakah anda menemukannya?
 refleksi-mata-8
9. Berapa pilar yang ada, tiga atau dua????????? Perhatikan pilar tengah. Dimanakah ujungnya?
 refleksi-mata-9
10. Bisakah anda menemukan empat orang dalam gambar?
 refleksi-mata-10
11. Siapakah yang tertinggi? Percaya atau tidak, ketiganya sama tinggi!
 refleksi-mata-11
12. Sebuah wajah? … atau sebuah kata ‘liar’?
 refleksi-mata-12
13. Apa yang anda lihat? Bisakah anda melihat kata “LIFT”? Atau hanya sebuah gambar kotak-kotak hitam tanpa makna?
 refleksi-mata-13
14. Temukanlah wajah-wajah dalam gambar ini:
Ada sebelas wajah dalam gambar. Bisakah anda menemukan semuanya?
Orang normal akan menemukan empat atau lima.
Jika anda menemukan 8, anda memiliki tingkat ketelitian lebih dari orang normal.
Jika anda menemukan 9, anda memiliki tingkat ketelitian diatas rata-rata.
Jika anda menemukan 10, anda sangat teliti.
Jika anda menemukan 11, anda luar biasa teliti!
refleksi-mata-14
 15. Fokuskan pandangan mata anda pada titik di tengah lingkaran, lalu gerakkan kepala anda maju mundur. Aneh, bukan?
refleksi-mata-15
16. Coba perhatikan gambar di bawah ini. Apakah panjang ketiga garis itu berbeda? Semua itu ternyata hanya ilusi mata.
ilusi-garis
17. Coba lihat dari dekat gambar ini, dan ingat gambar tersebut, lalu coba berdiri dari komputer dan mundur 3-4 langkah, lihat kembali gambar tersebut..  aneh ya?!
tipuan-mata-23
tipuan-mata-24
18. Gambarnya berdenyut-denyut.
tipuan-mata-14
19. Berapa titik hitamnya?
tipuan-mata-15
20. Ada tangga melayang?
 tipuan-mata-16
21. Spiral? Anda pasti mengira gambar ini adalah gambar spiral, ups.. tunggu dulu coba jari anda menelusuri salah satu garis melingkar, nah apakah anda masih bersikeras mengatakan gambar ini adalah gambar spiral?
tipuan-mata-17
22. Apa yang anda lihat ? Apakah gambar kelihatan berputar?? Mata anda benar-benar tidak jujur, karena gambar ini sebenarnya diam. Kalau tidak percaya perhatikan dengan fokus salah satu lingkaran saja, apakah berputar?
tipuan-mata-19
23. Garis-garis horizontalnya mencong-mencong……………. Coba teliti lagi..!
tipuan-mata-20
24. Bergerakkah gambar ini?
tipuan-mata-22
tipuan-mata-21

Jumat, 04 Mei 2012

"Bagaimanakah Rasulullah SAW"

"Bagaimanakah Rasulullah SAW"

1. Makan
Nabi s.a.w. makan menggunakan tangan kanan. Sewaktu makan, baginda menggunakan 3 jari dan sesudah makan jari-jarinya dihisap sebelum membersihkannya.
Baginda makan menggunakan suapan yang kecil, berhati-hati hingga makanan tidak terjatuh dari dulang atau tempat hidangan.
Baginda sering bertanya apakah hidangan makanan itu berbentuk hadiah atau sedekah. Bila makanan itu berbentuk sedekah, baginda tidak memakannya dan menyuruh sahabat makan tetapi bila makanan itu berbentuk hadiah, baginda akan turut makan bersama. (Riwayat Bukhari, Muslim, Nasaai dari Abu Hurairah)

2. Tidur
Apabila Nabi s.a.w. merebahkan diri di tempat tidur, baginda sering berdoa yang artinya : “Alhamdulillah yang telah memberi kami makan, minum, tempat perlindungan dan keperluan hidup karena masih banyak yang kurang makan, minum dan tidak mempunyai tempat tidur.” (Riwayat Bukhari Muslim, Abu Daud, Termizi dan Nasaai dari Anas)
Di waktu Nabi s.a.w. hendak tidur, baginda meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanan baginda. (Riwayat Thabarany dari Hafshah)
Sebelum Nabi s.a.w. memejamkan mata, baginda berdoa yang artinya : “Ya Allah, dengan namaMu aku hidup dan dengan namaMu aku mati.” Bila bangun dari tidur, baginda mengucapkan: “Alhamdulillah yang menghidupkan kami sesudah kami dimatikan dan kepadaNya kami akan kembali berkumpul,” (Riwayat Ahmad, Muslim dan Nasaai dari al-Barraaq).

3. Marah
Kemarahan Nabi saw adalah karena kebenaran, artinya karena kebenaranlah baginda melahirkan kemarahannya. Nabi saw marah dengan cara sopan, sesuai dengan do’anya ini, yaitu:

“Aku mohonkan kepada Engkau kalimat kebenaran pada saat marah dan suka.”
Maksudnya, Rasulullah saw tidak berkata kecuali yang benar saja begitu juga waktu marah atau waktu tidak marah. Kemarahan Rasulullah saw karena ada perkara yg tidak disukai yang menyalahi dari yang benar sebagaimana yang diajarkan agama atau yang terang-terangan dilarang oleh agama. [Kitab Matan al-Arba'in - Sheikh Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syirfuan-Nawawi]
Imam Ghazali berkata: “Kemarahan manusia bermacam-macam. Setengahnya lekas marah, lekas tenang dan lekas hilang. setengahnya lambat marah, lambat pula redanya. Setengahnya lambat akan marahnya dan lekas pula hilangnya. Yang akhir inilah yang terpuji.”

4. Ketawa
Bila nabi s.a.w. ketawa, baginda akan meletakkan tangan di mulut baginda dan bila terjadi sesuatu yang mengembirakan, baginda akan mengucap syukur kepada Allah. Bila bercakap-cakap, baginda sentiasa tersenyum. (Riwayat Abu Daud dan Abu Musa)

5. Warna & pakaian kesukaan
Warna yang disukai nabi s.a.w. ialah hijau dan pakaian yang digemari ialah habarah seperti kemeja panjang berwarna putih. (Riwayat Bukhari Muslim)
***
Dari Sahabat


Jaga senyum,semangat dan hatimu selalu :)

By : CHelsea Arifin

Kamis, 03 Mei 2012

Nabi Muhammad SAW Makhluk Teragung

Nabi Muhammad SAW Makhluk Teragung

    Nabi Muhammad saw meskipun sama kejadiannya dengan manusia lain di muka bumi ini, namun bentuk lahiriah dan rohaniahnya tidak sama. Baginda mempunyai keistimewaan yang sama sekali tidak terdapat pada manusia-manusia biasa. Sebagai manusia yang terbaik di muka bumi ini, Baginda dianugerahkan dengan keperibadian dan perwatakan yang istimewa karena padanyalah terdapat contoh untuk diteladani.
Umum mengetahui keadaan yang zahir adalah gambaran yang terjelma dari unsur-unsur batin. Rupa paras seseorang boleh membantu menjelaskan keperibadian setiap individu. Ciri-ciri seperti bentuk badan, sifat fizikal dan rupa bentuk anggota adalah menggambarkan tentang akal dan akhlak seseorang. Begitulah dengan Nabi Muhammad saw. yang mempunyai bentuk badan yang indah dan segak, namun tidak dapat digambarkan oleh semua pelukis potret di dunia ini. Allah mengharamkan penggambaran potret Baginda oleh sesiapa saja. Sungguhpun begitu sifat-sifat kecantikan baginda masih boleh diillusikan melalui pertuturan dan riwayat para sahabat dan tabi’in.
Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehinggakan seorang ulama Yahudi yang pada pertama kalinya bersua muka dengan Baginda lantas melafazkan keIslaman dan mengaku akan kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda. Ulama Yahudi berkenaan terpukau dengan raut paras dan akhlak baginda yang sudah tentunya milik seorang Rasul Agung di muka bumi ini. Para sahabat yang sentiasa bersamanya sentiasa meneliti bentuk tubuh tokoh kesayangannya secara terperinci. Di antara kata-kata appresiasi mereka yang pernah melihat baginda saw:
  • Aku belum pernah melihat lelaki yang sekacak Rasulullah. Aku melihat cahaya memancar dari lidahnya.
  • Seandainya kamu melihat Rasulullah, kamu akan merasa seolah-olah sedang melihat matahari terbit.
  • Aku pernah melihat Rasulullah saw di bawah sinaran bulan. Aku bandingkan wajahnya dengan bulan, akhirnya aku sadari bahwa Rasulullah saw jauh lebih cantik daripada sinaran bulan.
  • Rasulullah saw seumpama matahari yang bersinar. Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah saw.
  • Apabila Rasulullah saw berasa gembira, wajahnya bercahaya seperti bulan purnama dan dari situ kami mengetahui yang baginda sedang gembira.
  • Kali pertama memandangnya, sudah tentu kamu akan terpesona
  • Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat
  • Wajahnya seperti bulan purnama
  • Dahi Baginda luas, raut kening tebal, terpisah di tengahnya. Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah.
  • Mata Baginda hitam dengan bulu mata yang panjang
  • Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di bahagian sudut.
  • Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama kali melihatnya.
  • Mulut baginda sederhana luas dan cantik
  • Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bahagian depan.
  • Apabila berkata-kata cahaya kelihatan memancar dari giginya
  • Janggutnya penuh dan tebal menawan
  • Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca. Warna lehernya putih seperti perak sangat indah.
  • Kepalanya besar tapi terlalu elok bentuknya
  • Rambutnya sedikit ikal
  • Rambutnya tebal kadang-kadang menyentuh pangkal telinga dan kadang-kadang mencecah bahu tapi disisir rapi
  • Rambutnya terbelah di tengah
  • Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur dari dada ke pusat
  • Dadanya bidang dan selaras dengan perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih daripada biasa
  • Seimbang antara kedua bahunya
  • Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya , jarinya juga besar dan tersusun dengan cantik
  • Aku tidak pernah menyentuh sebarang sutera yang tipis mahupun tebal yang lebih lembut daripada tapak tangan Rasulullah saw.
  • Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik. kakinya berisi, di tapak kakinya terlalu licin sehingga tidak melekat air. Terlalu sedikit daging di bahagian tumit kakinya.
  • Warna kulitnya tidak putih seperti kapur atau coklat tapi campuran antara coklat dan putih. Warna putihnya lebih banyak.
  • Warna kulit Baginda putih kemerah-merahan
  • Warna kulitnya putih tapi sehat
  • Kulitnya putih lagi bercahaya
  • Binaan badannya sempurna, tulang-temulangnya besar dan kukuh
  • Badannya tidak gemuk
  • Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi berukuran sederhana lagi kacak
  • Perutnya tidak buncit
  • Badannya cenderung kepada tinggi. Semasa berada di kalangan orang ramai, baginda kelihatan lebih tinggi daripada mereka
  • Sekalipun baginda miskin dan lapar tapi tubuhnya lebih gagah dan sehat daripada orang yang cukup makan. Aku tidak pernah melihat seorang lelaki yang lebih gagah dan berani daripada Rasulullah saw.
Begitu hebat personaliti dan ketokohan Baginda saw., makhluk terpuji dan teragung di muka bumi. Kesimpulannya Nabi Muhammad saw. adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-baik contoh sepanjang zaman.
MORAL & IKTIBAR

Nabi Muhammad saw. adalah manusia terbaik pilihan Allah. Sifatnya yang terpuji merangkumi aspek fizikal dan rohani. Atas sifatnya yang superior inilah baginda dilantik menjadi pemimpin seluruh manusia di dunia ini.. Baginda adalah manusia mithali yang serba lengkap dan serba kamil dan layaklah baginda tidak disentuh sebarang dosa lagi bersifat dengan maksum. Kepimpinan Baginda sepatutnya menjadi contoh teladan kepada semua manusia di muka bumi ini. Barangsiapa mentaati Allah tanpa mengakui kerasulan Nabi saw, nescaya Allah tidak menerima keimanannya.
***
Dari Sahabat

Jaga senyum,semangat dan hati anda selalu :) 

By : Chelsea Arifin

Rabu, 02 Mei 2012

7 Rombongan Iblis

7 Rombongan Iblis
 
   Iblis akan senantiasa mengganggu manusia, mulai dengan memperdayakan manusia dari terjadinya dengan setitik mani hingga ke akhir hayat mereka, dan yang paling dahsyat ialah sewaktu akhir hayat yaitu ketika sakaratul maut. Iblis mengganggu manusia sewaktu sakaratul maut disusun menjadi 7 golongan dan rombongan.
Hadith Rasulullah SAW. menerangkan: “Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari tipuan syaitan diwaktu sakaratul maut.”

Rombongan 1
Akan datang Iblis dengan berbagai rupa aneh seperti emas, perak dan lain-lain, serta sebagai makanan dan minuman yang lezat-lezat. disebabkan orang yang di dalam sakaratul maut itu di masa hidupnya sangat tamak dan loba kepada barang-barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barang2 Iblis itu, pada waktu itu nyawanya putus dari tubuh. Inilah yang dikatakan mati yang lalai dan lupa kepada Allah SWT inilah jenis mati fasik dan munafik, ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 2
Akan datang Iblis kepada orang yang didalam sakaratul maut itu merupakan diri sebagai rupa binatang yang di takuti seperti, Harimau, Singa, Ular yang berbisa. Yang apabila orang yang sedang sakaratul maut itu memandang ke binatang itu, maka dia pun menjerit dan melompat sekuat hati. Maka seketika itu juga akan putuslah nyawa itu dari badannya, maka matinya itu disebut sebagai mati lalai dan mati dalam keadaan lupa kepada Allah SWT, matinya itu sebagai Fasik dan Munafik dan ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 3
Akan datang Iblis mengacau dan memperdayakan orang yang di dalam sakaratul maut itu dengan menyerupai binatang kesayangannya. Apabila tangan orang yang hendak mati itu meraba-raba kepada binatang kesayangan itu dan waktu tengah meraba-raba itu dia pun mati, maka matinya itu di dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah SWT. Matinya itu mati Fasik dan Munafik, maka nerakalah tempatnya.

Rombongan 4
Akan datang Iblis merupakan dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang akan mati, seperti musuhnya ketika hidupnya dahulu maka orang yang di dalam sakaratul maut itu akan menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu kepada musuh yang dibencinya itu. Maka sewaktu itulah maut pun datang dan matilah ia sebagai mati Fasik dan Munafik, dan nerakalah tempatnya

Rombongan 5
Akan datang Iblis merupakan dirinya dengan rupa sanak-saudara yang hendak mati itu, seperi ayah ibunya dengan membawa makanan dan minuman, sedangkan orang yang di dalam sakaratul maut itu sangat mengharapkan minuman dan makanan lalu dia pun menghulurkan tangannya untuk mengambil makanan dan minuman yang dibawa oleh si ayah dan si ibu yang dirupai oleh Iblis, berkata dengan penuh kasih “Wahai anakku inilah saja makanan dan bekal yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahwa engkau akan menurut kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam syurga.”
Maka dia pun sudi mengikut tawaran itu dengan tanpa berfikir lagi, ketika itu waktu matinya pun sampai maka matilah dia di dalam keadaan kafir, kekal di dalam neraka dan terhapuslah semua amal kebajikan semasa hidupnya.

Rombongan 6
Akan datanglah Iblis merupakan dirinya sebagai ulama’-ulama’ yang membawa banyak kitab-kitab, lalu berkata ia: “Wahai muridku, lama sudah kami menunggu akan dikau, ternyata kamu sedang sakit di sini, karena itu kami bawakan kepada kamu dokter dan obat untukmu.” Lalu diminumnya obat, itu maka hilanglah rasa penyakit itu, kemudian penyakit itu datang lagi. Lalu datang pula Iblis yang menyerupai ulama’ dengan berkata: “Kali ini kami datang kepadamu untuk memberi nasihat agar kamu mati didalam keadaan baik, tahukah kamu bagaimana hakikat Allah?”
Berkata orang yang sedang dalam sakaratul maut: “Aku tidak tahu.”
Berkata ulama’ Iblis: “Ketahuilah, aku ini adalah seorang ulama’ yang tinggi dan hebat, baru saja kembali dari alam ghaib dan telah mendapat syurga yang tinggi. Cobalah kamu lihat syurga yang telah disediakan untukmu, kalau kamu hendak mengetahui Zat Allah SWT hendaklah kamu patuh kepada kami.”
Ketika itu orang yang dalam sakaratul maut itu pun memandang ke kanan dan ke kiri, dan dilihatnya sanak-saudaranya semuanya berada di dalam kesenangan syurga, (syurga palsu yang dibentangkan oleh Iblis untuk tujuan menggoda orang yang sedang dalam sakaratul maut). Kemudian orang yang sedang dalam sakaratul maut itu bertanya kepada ulama’ palsu: “Bagaimanakah Zat Allah?” Iblis merasa gembira apabila jeratnya mengena.
Lalu berkata ulama’ palsu: “Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu.”
Ketika tirai dibuka selapis demi selapis tirai yang berwarna warni itu, maka orang yang dalam sakaratul maut itu pun dapat melihat satu benda yang sangat besar, seolah-olah lebih besar dari langit dan bumi.
Berkata Iblis: “Itulah dia Zat Allah yang patut kita sembah.”
Berkata orang yang dalam sakaratul maut: “Wahai guruku, bukankah ini benda yang benar-benar besar, tetapi benda ini mempunyai enam sisi, yaitu benda besar ini ada kiri dan kanannya, mempunyai atas dan bawah, mempunyai depan dan belakang. Sedangkan Zat Allah tidak menyerupai makhluk, sempurna Maha Suci Dia dari sebarang sifat kekurangan. Tapi sekarang ini lain pula keadaannya dari yang di ketahui dahulu. Tapi sekarang yang patut aku sembah ialah benda yang besar ini.”
Dalam keraguan itu maka Malaikat Maut pun datang dan terus mencabut nyawanya, maka matilah orang itu di dalam keadaan kafir dan kekal di dalam neraka dan terhapuslah segala amalan baik selama hidupnya di dunia ini.

Rombongan 7
Rombongan Iblis yang ketujuh ini terdiri dari 72 barisan sebab dari menjadi 72 barisan ialah karena dia menepati Iktikad Muhammad SAW bahwa umat Muhammad akan terbagi kepada 73 barisan). Satu barisan/golongan yang benar yaitu ahli sunnah waljamaah, 72 yang lain masuk ke neraka karena sesat.
Ketahuilah bahwa Iblis itu akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam yang setiap satu berlainan di dalam waktu manusia sakaratul maut. Oleh karena itu hendaklah kita mengajarkan kepada orang yang hampir meninggal dunia akan talkin Laa Ilaaha Illallah untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan Iblis dan syaitan yang akan berusaha bersungguh-sungguh menggoda orang yang sedang dalam sakaratul maut.
Disebutkan dalam sebuah hadith yang artinya: “Ajarkan oleh kamu (orangyang masih hidup) kepada orang yang hampir mati itu: Laa Ilaaha Illallah.”
Wa Allahu A’lam
***
Dari Sahabat

Jaga senyum,semangat dan hatimu selalu :)

By : Chelsea Arifin