"Salam Terindah Untukmu, Ya Rasulullah"
Rasulullah SAW lantas
menjawab, “Semalam aku pulang telah larut. Aku takut mengganggu tidurmu.
Sehingga, aku tidur di sini.”
Sederhana, namun penghormatan Rasullah SAW kepada istrinya tersebut
menyimpan makna mendalam bagaimana seharusnya suami memperlakukan istrinya.
Selain aktivitasnya dalam berdakwah, Rasulullah SAW tidak mengabaikan
keluarganya. Nabi pun membantu istrinya membersihkan rumah, memerah susu unta,
dan mengasuh cucunya, yakni Hasan dan Husen.
Pernah, Rasulullah dilempari kotoran oleh orang-orang Quraisy, bahkan
dilempari batu hingga wajahnya berdarah. Namun, Nabi menghadapi perlakuan itu
dengan mendoakan mereka. Nabi berdoa, “Ya Allah, ampunilah mereka. Mereka
berbuat seperti itu karena tidak tahu.” Siksaan dan teror yang menjadi-jadi
tidak membuat semangat Nabi SAW dalam berdakwah surut. Bahkan, Umar bin Khattab
yang sangat ditakuti oleh Suku Quraisy pun menawarkan diri untuk membunuh
orang-orang yang mengganggu Nabi, tapi Nabi melarangnya. Cinta Nabi SAW tidak
memandang kepada siapa cinta itu diberikan. Tak peduli kepada orang yang telah
menyakiti beliau sekalipun. Subhanallah.
Perut Nabi SAW yang kurus dan dibebat kain berisi batu adalah hal yang
membuat miris para sahabat pada saat-saat menjelang Nabi SW wafat. Betapa
tidak, jika Rasulullah SAW mau, harta, kedudukan, uang, dan makanan paling
lezat pun siap tersaji untuknya. Namun, Rasulullah pun menolak kenikmatan itu
semua. Rasulullah SAW tidak mau dilebihkan hanya karena dia seorang pemimpin.
Mencintai kaum fakir miskin, dekat dengan anak-anak yatim, sopan dalam
berhadapan dengan siapa saja, dan santun segala tindak tanduknya menjadikan
Nabi SAW sebagai pemimpin yang disegani oleh siapa pun.
Kini, telah ratusan abad Rasulullah SAW meninggalkan umatnya, umat akhir
zaman. Namun, kelembutan dan cinta Nabi SAW kepada umatnya tetap menjadi
sejarah yang tak akan bisa lekang ditelan zaman sampai kiamat datang. Dia
mewariskan kepribadian agung serta dua titipan untuk dijadikan pedoman hidup,
yakni Alquran dan sunahnya.
Angin berembus tenang menyapu padang pasir yang mahaluas. Bila malam tiba,
cahaya bintang mengangguk ramah ditemani rembulan yang memancar keindahan
akhlak Nabi SAW. Menabur cinta sepanjang masa. Alam berzikir. Dan menitipkan
salam paling mesra kepada Rasulullah SAW. Jatuhan tetes air mata tak mudah
terbendung mengenang perjuangan dan pengorbanannya. “Kami merindukanmu, yaa
Rasulullah..”
Allahumma salli ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa sahbihi
wasallim.
***
Jaga senyum,jaga semangat jaga selalu hati anda :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar